After Rainbow

After Rainbow

Rabu, 21 Maret 2012

'MISTIK' DARI SUDUT PANDANG PENGETAHUAN



Dalam tulisan ini, penulis akan mengkaji ‘mistik’ dari segi pengetahuan. Mistik menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, adalah hal-halgaib yang terjangkau oleh akal manusia, tetapi ada dan nyata. Paraantropolog atau sosiolog mengartikan mistik sebagai subsistem yang adapada hampir semua sistem religi untuk memenuhi hasrat manusiamengalami dan merasakan bersatu dengan Tuhan. Mistik merupakankeyakinan yang hidup dalam alam pikiran kolektif masyarakat. Alampikiran kolektif akan abadi, meskipun masyarakat telah berganti generasi(kecuali kalau masyarakat tersebut lenyap). Keyakinan ini telah hidupbersamaan dengan lahirnya masyarakat Jawa, diturunkan dari generasi ke generasi hingga kini.

A. Ontologi Pengetahuan Mistik
1.      Hakikat Pengetahuan Mistik
Mistik adalah pengetahuan yang tidak rasional, ini pengertian yang umum. Adapun pengertian mistik bila dikaitkan dengan agama ialah pengetahuan ( ajaran atau keyakinan) tentang tuhan yang diperoleh dengan cara meditasi atau latihan spiritual, bebas dari ketergantungan pada indera dan rasio (A.S. Hornby, A Leaner’s Dictonery Of Current English, 1957:828) Pengetahuan Mistik adalah pengetahuan yang tidak dapat dipahami rasio, pengetahuan ini kadang-kadang memiliki bukti empiris tapi kebanyakan tidak dapat dibuktikan secara empiris.
2.      Struktur Pengetahuan Mistik
Dilihat dari segi sifatnya kita membagi mistik menjadi dua, yaitu mistik biasa dan mistik magis. Mistik biasa adalah mistik tanpa kekutan tertentu. Dalam Islam mistik yang ini adalah tasawuf. Mistik Magis adalah mistik yang mengandung kekuatan tertentu dan biasanya untuk mencapai tujuan tertentu. Mistik Magis ini dapat dibagi menjadi dua yaitu Mistik Magis Putih dan Mistik Magis Hitam. Mistik Magis Putih dalam islam adalah contohnya ialah Mukjizat, karamah, ilmu hikmah, sedangkan Mistik Magis Hitam contohnya santet dan sejenisnya yang menginduk ke sihir.
Istilah Mistik Magis Putih dan Mistik Magis Hitam digunakan untuk sekedar membedakan kriterianya. Orang menganggap Mistik Magis Putih adalah mistik magis yang berasal dari agama langit (Yahudi, Nasrani dan Islam), sedangkan mistik magis hitam berasal dari luar agama itu. Dalam praketeknya keduanya memiliki kegiatan yang relatif sama, nyaris hanya nilai filsafatnya saja berbeda. Kesamaan itu terlihat dari mistik magis putih menggunakan wirid, do’a sedangkan mistik magis hitam menggunakan mantra, jampi yang keduanya pada segi prakteknya sama. Perbedaan mendasar ada pada segi filsafatnya. Mistik magis putih selalu berhubungan dan bersandar pada Tuhan, sehingga dukungan Illahi sangat menentukan. Mistik magis hitam selalu dekat, bersandar dan bergantung pada kekutan setan dan roh jahat.
B. Epistemologi Pengetahuan Mistik
1. Objek Pengetahuan Mistik
Hal yang menjadi objek pengetahuan mistik ialah objek yang abstrak supra rasional, seperti alam gaib termasuk Tuhan, Malaikat, Surga, Neraka, Jin dan lain-lain. Termasuk objek yang hanya dapat diketahui melalui pengetahuan mistik ialah objek-objek yang tidak dapat dipahami oleh rasio, yaitu objek-objek supra natural (supra rasional), seperti Kebal, Debus, Pelet, Penggunaan Jin, Santet Dan Lain-Lain
2.      Cara Memperoleh Pengetahuan Mistik
Bagaimana pengetahuan mistik? Diatas sudah di dikatakan bahwa pengetahuan mistik itu tidak diperoleh melalui indera dan tindakan juga dengan menggunakan akal rasional. Pengetahuan mistik diperoleh melalui rasa, ada yang mengatakan melalui intuisi, Al-Ghozali mengatakan melalui dhamir atau qalbu.
3.      Ukuran Kebenaran Pengetahuan Mistik
Kebenaran mistik dapat diukur dengan berbagai macam ukuran. Bila pengetahuan itu berasal dari tuhan, maka ukurannya adalah teks Tuhan yang menyebutkan demikian. Tetkala tuhan mengatakan dalam Al-Qur’an bahwa Surga dan Neraka itu ada, maka teks itulah yang menjadi bukti bahwa pernyataan itu benar. Ada kalanya ukuran kebenaran pengetahuan mistik itu kepercayaan. Jadi, suatu dianggap benar karena kita mempercayainya. Kita percaya bahwa jin dapat disuruh oleh kita untuk melakukan pekerjaan, ya kepercayaan itulah yang menjadi kepercayaannya. Ada kalanya kebenaran suatu teori dalam pengetahuan mistik diukur dengan bukti empiris. Dalam hal ini bukti empiris itulah ukuran kebenarannya
C. Aksiologi Pengetahuan Mistik
1. Kegunaan Pengetahuan Mistik
Mustahil pengetahuan mistik mendapat pengikut yang begitu banyak dan berkembang sedemikian pesat bila tidak ada gunanya. Pengetahuan mistik itu amat subjektif, yang paling tahu penggunaannya ialah pemiliknya. Dikalangan sufi (pengetahuan mistik biasa) dapat menentramkan jiwa mereka. Pengetahuan mereka seiring dapat menyelesaikan persoalan yang tidak dapat diselesaikan oleh sain dan filsafat. Jenis mistik lain seperti kekebalan, pelet, debus dan lain-lain dierlukan atau berguna baig seseorang sesuai dengan kondisi tertentu, terlepas dari benar atau tidak penggunaannya. Kebal misalnya dapat digunakan dalam pertahanan diri, debus dapat digunakan sebagai pertahanan diri dan juga untuk pertunjukan hiburan. Jenis ini dapat meningkatkan harga diri. Sementara mistik magis hitam, dikatakan hitam, antara penggunaanya untuk kejahatan.
Untuk menilai apakah mistik magis itu hitam atau putih kita melihatnya pada segi ontologinya, epistemologinya dan aksiologinya. Bila pada hal ontologinya terdapat hal-hal yang berlawanan dengan kebaikan, maka dari segi ontologi mistik magis itu kita disebut hitam. Bila cara memperolehnya (epistemologi) ada yang berlawanan dengan nilai kebaikan maka kita akan mengatakan mistik magis itu hitam. Bila dalam penggunaan (aksiologi) untuk kejahatan maka kita menyebutnya hitam.
3.      Cara Pengetahuan Mistik Menyelesaikan  Masalah
Pengetahuan mistik menyelesaikan masalah tidak melalui proses indrawi dan tidak pula melalui proses rasio. Itu berlaku mistik putih dan mistik hitam.

            Berdasarkan penjelasan di atas, penulis tidak akan memaksakan apakah pembaca harus mempercayainya atau tidak, karena hal tersebut berkaitan pula dengan kepercayaan masing-masing. Hanya saja tentunya ada beberapa bahkan banyak sekali hal-hal mistik yang tidak sesuai dengan perkembangan atau keadaan kondisi zaman sekarang. Alangkah lebih baiknya kita agak mengesampingkan ‘mistik’ apabila hal tersebut menganggu atau menghambat kemajuan hidup kita sendiri atau memang ‘mistik’ tersebut nantinya akan membuat kita ‘terisolasi’ dari kehidupan bermasyarakat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar